Rabu, 13 September 2017

Santri Ponpes Miftahul Huda Rawalo Banyumas, Tanam Padi Metode Hazton

http://ppmiftahulhudapesawahan.blogspot.co.id - KBRN, Banyumas:  Lahan pertanian seluas 10 hektar di wilayah kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas, menjadi ajang uji coba Tanam padi metode Hazton, melalui program Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren (ponpes) Miftahul Huda, oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto

BI Purwokerto  kerjasama denganTim Pemantau Inflasi Daerah, sebelumnya juga melakukan kerja sama dengan Ponpes Miftahul Huda Rawalo, dalam program pengenalan e-Money (uang elektonik)

“Kami memilih lahan sawah di kecamatan Rawalo, sebelumnya sudah melakukan survai dengan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto, 5 ha milik Ponpes dan 5 ha milik petani di desa Pesawahan dan sekitarnya” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Ramdan Dani Prakoso, Kamis (20/4/2017) dalam acara Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Tematik Tahun 2017, pindah tanam perdana untuk Program Kemandirian Ekonomi Ponpes  Miftahul Huda, Rawalo.

Menurutnya,  BI Purwokerto bekerja sama dengan Unsoed (Universitas Negeri Jendral Soedirman) Purwokerto sebelumnya melakukan maping beberapa Ponpes di wilayah Eks Karsidenan Banyumas yang potensial untuk 3 program, yakni  program pertanian, program wira usaha, dan program penerapan transaksi non tunai.

“Program pertanian budidaya tanaman padi metode Hazton, sudah kami uji cobakan di beberapa wilayah di eks karsidenan Banyumas. Pada intinya untuk menjaga ketersediaan beras dan kestabilann harga sekaligus meningkatkan pendapatan petani.” Kata Ramdan.

Sementara itu, Kepala Unit Pengembangan Ekonomi BI Purwokerto Joko Juniwarto  menejelaskan, keunggulan metode tanam padi Hazton hasilnya bisa mencapai  8 sampai 10 ton per hektar.

“Untuk pemupukannya menggunakan pupuk kandang , pupuk organik , dari kotoran sapi, kambing dan ayam. Sehingga berasnya-pun beras organik. Tentu harganya lebih mahal dari padi yang menggunakan pupuk an organik” kata Joko.

Kerja sama dengan pondok pesanatren dan petani di Rawalo ini, menurut Joko, diawali dengan sosialisasi. Untuk mengawali sepenuhnya BI yang menanggung seluruh biaya, dengan bagi hasil 30% untuk BI dan 70 untuk petani .

“Harapannya, setelah mereka berhasil, petani yang lain mengikuti jejaknya, sehingga tidak berhenti disini. Selain pendampingan dari sisi pembiayaan, kedepan BI juga akan membantu alat pertanian berupa mesin perontok padi dan meisn pengiling padi Rice Milling Unit (RMU).” katanya. 

Hanan Maskhuri pengasuh Ponpes Miftahul Huda mengatakan, awalnya tidak semua petani di desa Pesawahan kecamatan Rawalo   mau menerima  metone Hazton, tetapi sekarang setelah tahu malah berebut pengin mencoba.

“Mereka menganggap repot menggunakan  pupuk kandang, tetapi setelah tau hasilnya lebih menguntungkan, para petani sangat antusias. Para santri di ponpesnya  juga kami ajari cara bertani dengan metode Hazton. Mereka langsung prastek.” Katanya.

Lahan sawah yang dikelola langsung oleh Ponpes Miftahul Huda untuk ditanami padi sekitar 5 ha dan petani setempat 5 hektar.  (spj)

Sumber : http://rri.co.id/purwokerto/post/berita/384702/banyumas/santri_ponpes_miftahul_huda_rawalo_banyumas_tanam_padi_metode_hazton.html