http://ppmiftahulhudapesawahan.blogspot.co.id -
KBRN, Banyumas: Dalam urusan transaksi keuangan antara orang tua dengan santri, orang tua dengan pengurus pondok pesanatren (ponpes), atau yang lainnya selama ini dilakaaukan secara langsung atau tunai, dan hanya sebagian yang dilakukan dengan ditranfer.
Hal ini diakui oleh salah satu bendahara di SMK Miftakhul Huda Puri Aditia yang juga pengurus pondok putri Ponpes Miftakhul Huda Peawahan Rawalo Kabupaten Banyumas Jawa tengah, di sela acara louncing dan seminar keuangan inklusif dalam rangka implementasi Layanan Keuangan Digital (LKD) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Purwokerto, Senin (24/10/2016).
Puri menjelaskan, hampir seluruh orang tua-wali santri ketika ada urusan keuangan dengan Ponpes atau dengan santrinya pada umumnya mereka lakakan secara tunai datang langsung ke Ponpes.
“Ada sebagian yang langsung tranfer, terutama bagi para orang tua yang tidak gamptek yang dad di luar Jawa. SantriKami ada yang dari Sumatra” katanya.
Penerapan LKD ditandai dengan penyerahan secara simbolis kartu uang ektronik Brizzi berlogo pesantren dan dilengkapi dengan nama santri dari Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ajibarang Rahadi Kristiyono kepada Bupati Banyumas Achmad Husein yang selanjutnya diserahkan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda K.H. Hanan Masykur.
Kepala Kantor Perwakilan BI Purwoketrto Ramdan Danny Prakoso menjelaskan, masih dalam ranngkaian hari Santri Nasional, kami menggandeng Ponpes Miftahul Huda Pesawahan kecamaran Rawalo kabupaten banyumas menjadi ajang literasi Tansaksi Non Tunai (Sinona)
Ponpes Miftahul Huda Pesawahan kecamaran Rawalo kini mendidik 1500 santri menjadi yang pertama dalam penyelenggaraan festival transaksi Sinona.
“Ini bisa menja dilompatan besar jika benar-benar bisa dilaksanakan oleh seluruh santri dan pengurus ponpes Miftahul Huda. Apa lagi pada saat literasi Sinona juga di hadiri sekitar 30 pengasuh Ponpes di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
Menurut Ramdan , ketika smat City sudah mulai memasuki pondok pesantren , ia yakin mampu membangkitkan ekonomi di kalangan Ponpes. Di sisi lain mengurangi jumlah uang tunai beredar yang oleh nagara justru memakan biaya yang cukup tinggi.
“Penerapan Sinona di Ponpes mempermudah pengasuh pesantren dalam mengelola uang kiriman dari orang tua santri. Orang tua santri cukup mengirim uang ke rekening dan nantinya pengelola tidak akan kesulitan mengatur uang yang ditujukan untuk biaya pendidikan termasuk uang jajan santri. Setiap santri menerima kartu yang berfungsi sebagai uang elektronik, sehingga pengasuh pesantren tidak lagi kesulitan mencari uang tunai.” ungkap Ramdan,
Literasi Sinona melaluikegiatan festival oleh BI Perwakilan Purwoketto, Rabu (26/10/2016) juga akan di gelar di pasar tradisoonal di Pasar Manis Purwokerto, dan kegiatan serupa ke lembaga-lembaga ekonomi lainnya akan dilaksanakan sampai bulan Desember mendatang. (spj)
KBRN, Banyumas: Dalam urusan transaksi keuangan antara orang tua dengan santri, orang tua dengan pengurus pondok pesanatren (ponpes), atau yang lainnya selama ini dilakaaukan secara langsung atau tunai, dan hanya sebagian yang dilakukan dengan ditranfer.
Hal ini diakui oleh salah satu bendahara di SMK Miftakhul Huda Puri Aditia yang juga pengurus pondok putri Ponpes Miftakhul Huda Peawahan Rawalo Kabupaten Banyumas Jawa tengah, di sela acara louncing dan seminar keuangan inklusif dalam rangka implementasi Layanan Keuangan Digital (LKD) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Purwokerto, Senin (24/10/2016).
Puri menjelaskan, hampir seluruh orang tua-wali santri ketika ada urusan keuangan dengan Ponpes atau dengan santrinya pada umumnya mereka lakakan secara tunai datang langsung ke Ponpes.
“Ada sebagian yang langsung tranfer, terutama bagi para orang tua yang tidak gamptek yang dad di luar Jawa. SantriKami ada yang dari Sumatra” katanya.
Penerapan LKD ditandai dengan penyerahan secara simbolis kartu uang ektronik Brizzi berlogo pesantren dan dilengkapi dengan nama santri dari Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ajibarang Rahadi Kristiyono kepada Bupati Banyumas Achmad Husein yang selanjutnya diserahkan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda K.H. Hanan Masykur.
Kepala Kantor Perwakilan BI Purwoketrto Ramdan Danny Prakoso menjelaskan, masih dalam ranngkaian hari Santri Nasional, kami menggandeng Ponpes Miftahul Huda Pesawahan kecamaran Rawalo kabupaten banyumas menjadi ajang literasi Tansaksi Non Tunai (Sinona)
Ponpes Miftahul Huda Pesawahan kecamaran Rawalo kini mendidik 1500 santri menjadi yang pertama dalam penyelenggaraan festival transaksi Sinona.
“Ini bisa menja dilompatan besar jika benar-benar bisa dilaksanakan oleh seluruh santri dan pengurus ponpes Miftahul Huda. Apa lagi pada saat literasi Sinona juga di hadiri sekitar 30 pengasuh Ponpes di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya.
Menurut Ramdan , ketika smat City sudah mulai memasuki pondok pesantren , ia yakin mampu membangkitkan ekonomi di kalangan Ponpes. Di sisi lain mengurangi jumlah uang tunai beredar yang oleh nagara justru memakan biaya yang cukup tinggi.
“Penerapan Sinona di Ponpes mempermudah pengasuh pesantren dalam mengelola uang kiriman dari orang tua santri. Orang tua santri cukup mengirim uang ke rekening dan nantinya pengelola tidak akan kesulitan mengatur uang yang ditujukan untuk biaya pendidikan termasuk uang jajan santri. Setiap santri menerima kartu yang berfungsi sebagai uang elektronik, sehingga pengasuh pesantren tidak lagi kesulitan mencari uang tunai.” ungkap Ramdan,
Literasi Sinona melaluikegiatan festival oleh BI Perwakilan Purwoketto, Rabu (26/10/2016) juga akan di gelar di pasar tradisoonal di Pasar Manis Purwokerto, dan kegiatan serupa ke lembaga-lembaga ekonomi lainnya akan dilaksanakan sampai bulan Desember mendatang. (spj)